Atraksi Seni Daerah Semarakkan HUT Lampung

Senin, 16 Maret 2009

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Atraksi seni budaya di Gelanggang Olahraga (GOR) Saburai menyita perhatian ratusan masyarakat Lampung, Sabtu (14-3).

Sebelas kabupaten/kota di Lampung menampilkan atraksi masing-masing. Setiap atraksi mengilustrasikan adat budaya atau legenda di daerah masing-masing. Sekda Irham Ja'far Lan Putra mewakili Gubernur Syamsurya Ryacudu, mengatakan pergelaran seni budaya itu dalam rangka memperingati HUT ke-45 Provinsi Lampung. Kegiatan itu juga menjadi wadah dalam mengekpresikan budaya Lampung, sekaligus melestarikan seni budaya daerah.

"Kegiatan ini lebih istimewa karena terkait persiapan menghadapi event tahun kunjungan Lampung 2009," kata Irham ketika membuka acara. Pemerintah provinsi juga bekerja sama dengan stakeholder dan pemda kabupaten/kota memeriahkan Visit Lampung Year 2009 dengan menyelenggarakan berbagai event seni dan budaya. Selama Januari--Desember 2009, ada 42 kegiatan pariwisata yang digelar oleh 9 kabupaten/kota. Bandar Lampung melaksanakan Festival Durian, di Lampung Barat ada Festival Stabas, dan event yang cukup besar, yaitu Festival Krakatau di Lampung Selatan dan Bandar Lampung.

"Kami mengharapkan event-event ini mampu meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara dan meningkatkan pergerakan wisata nusantara," kata dia. Sehingga kebudayaan dan pariwisata berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Usai sambutan, peserta seni sebelas kabupaten/kota menampilkan atraksinya. Yang paling memukau penampilan dari daerah Way Kanan. Musik pengiring mengalun keras dan menghentak. Raden Jambat duduk di atas tandu yang diusung empat prajurit. Pangeran muda ini berkeliling ke berbagai daerah mencari calon istri yang dia idamkan, yaitu Putri Betik Hati.

Dayang-dayang menari menemani perjalanan Raden Jambat. Untuk mendapatkan sang putri, Raden Jambat harus berhadapan dengan Sindang Belawan yang terkenal bengis dan kejam. Sesuai dengan adat ketika itu, pertarungan dilakukan dengan sabung ayam. Ayam Raden Jambat bertarung dengan ayam Sindang Belawan. Ayam Raden Jambat menang.

Tiba-tiba Sindang Belawan membunuh ayam Raden Jambat dan bertarung dengan pemiliknya. Musik semakin keras menghentak. Prajurit mengambil bambu runcing, saling bertempur. Atraksi jatuh secara serentak yang diperagakan prajurit memukau penonton. Raden Jambat membunuh Sindang. Sebagai atraksi penutup, Raden Jambat memutar bambu runcing di udara dan mengelilingi tubuhnya. Gerakan itu semakin cepat sesuai dengan iringan musik yang semakin menghentak. Lalu, Raden Jambat kembali ke tandunya, dia berhasil memboyong putri Betik Hati untuk dijadikan permaisuri.

Pergelaran lainnya yang ditampilkan kemarin, cerita peperangan antara pengikut Pangeran Subing dengan Pasukan Raja Dilawok. Sekitar 40 pengikut Pangeran Subing bersenjatakan pedang, akhirnya berhasil membunuh Raja Dilawok. Cerita itu ditampilkan kelompok tari utusan Kabupaten Lampung Tengah. Kelompok tari dari Kabupaten Lampung Tengah itu mengusung tari bertajuk Butan Subing. Dengan sekitar 60-an penari, mereka menggambarkan akhir cerita perang yang membawa kemenangan bagi Pangeran Subing.

"Cerita inilah sebagai awal dari terbentuknya daerah dengan nama Abung Siwo Mego, yang kemudian dijadikan simbol Kabupaten kami," kata salah seorang pekerja seni yang mengawaki kelompok tari itu, Syahrun Tanjung, ditemui di lokasi acara, kemarin. Dengan dikomandani Syahrun Tanjung, para penari menggerakkan tubuhnya menyesuaikan iringan musik tradisional. Iringan musik yang langsung dimainkan itu terdiri dari jenis alat musik gamelan, rebana, canang, serta gong. Kelompok tari asal Kabupaten Lampung Tengah itu merupakan salah satu penampilan di antara kelompok asal kabupaten lain.

Kilat dan gemuruh iringan tari itu terlihat pada penampilan para penari yang tampil secara kolosal. "Kami memang mempersiapkannya untuk acara ini. Karena inilah sumbangsih kami kepada daerah," kata Syahrun Tanjung yang juga staf Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Lampung Tengah itu.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Lampung, Adeham, mengatakan acara ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-45 Lampung. Tujuannya, selain memeriahkan HUT, juga mengeksplorasi kekayaan seni budaya di Lampung. "Terlihat banyak legenda tua yang dapat dieksplorasi menjadi sebuah sendra tari. Ini akan menjadi potensi wisata daerah," kata Adeham didampingi Kepala Bidang Humas Diskominfo Lampung, Heriyansyah, kemarin. n RINDA MULYANI/MUSTAAN/K-4


Sumber : Lampung Post - 15-03-2009


Artikel yang Berhubungan



0 komentar:

  © Budaya Lampung Atrium by Artikel 2008 info terkini info terkini

Back to TOP