Liwa Lampung Barat

Rabu, 16 Januari 2008


Silat Kumango Akan Didemontrasikan di Liwa Lampung Barat

Jul 13, 2006
Perguruan Silat Kumango (Persikum) Batusangkar dibawah pimpinan Lazwardi Malin Marajo (Ar Malin) beserta sebanyak 16 orang pemuda dari kerajaan Paksi Buay Pernong, Liwa -Lampung Barat yang selama ini belajar silat ke Persikum Pagaruyung bertolak ke Liwa untuk menghadiri dan menampilkan pertunjukan pada acara peresmian Patung Kerajaan Liwa.Daulat Raja Paksi di Liwa, Lampung Barat, Kombes Pol, Drs. Edward Pernong, SH yang sekarang menjabat Kapolres Jakarta Selatan mengundang pimpinan beserta sejumlah anggota perguruan Silat Kumango untuk menghadiri acara tersebut sekaligus mengisi acara peertunjukan yang sengaja untuk penampilan silat Kumango yang merupakan rujukan ilmu beladiri yang ada di Liwa.Ditampilkannya silat Kumango oleh panitia tersebut, karena diantara kerajaan Paksi Buay Pernong di Liwa dengan silat Kumango punya pertalian sejarah yang selama ini sempat terputus, dan kini oleh Edward Pernong dirintis kembali dengan meningkatkan hubungan silaturahmi antara kedua pihak serta mengutus sebanyak 16 orang Punggawa kerajaan untuk belajar silat selama 3 bulan yang dibiayai lansung Daulat Raja Paksi.Sebagaimana dikemukakan pimpinan Persikum, Lazwardi didampingi pimpinan Sanggar Limpapeh, Lesmandri sebelum berangkat ke Liwa, Kamis ini (13/07) mengatakan antara kerajaan Paksi dengan Persikum punya hubungan sejarah yang tidak bisa terlupakan, dimana Raja Paksi (kakek dari Edward, Daulat Raja Paksi sekarang) belajar dan mendalami silat Kumango kepada pendiri Silat Kumango, Shek Abdurahman Alkhalidi sampai Raja Liwa ini berhasil mendapatkan kepandaian Shekh yang ketingggian ilmunya mencapai setengah dewa atau sebahagian dari ilmu yang ada pada Shekh.Karena pada masa kecilnya, Edwar Pernong pernah menerima pesan dari kakeknya yang memimpin kerajaan pada masa itu, antara lain meminta Edwar kelak melanjutkan hubungan dengan Persikum di kerajaan Pagaruyung, maka oleh Daulat Raja Paksi yang kini menjabat Kapolres Jakarta Selatan ini tahap pertama mengutus 16 orang Punggawa kerajaan belajar silat KumangoMenurut Lesmandrai dengan terajutnya kembali buhul yang sempat terputus ini dan dengan kehadiran Persikum di Liwa ini, akan lebih terjalin hubungan silaturahmi antara kedua pihak, dan disisi lain keberangkatan Persikum ke Liwa Lampung Barat juga membawa misi memperkenalkan potensi Kabupaten Tanah Datar, Luhak Nan Tuo keluar daerah sebagai bentuk sumbangsih anak nagari.ungkapnya. (ver/website Kabupaten Tanah Datar).

Baca Selengkapnya...

Seni Budaya Lampung Nyaris Punah

Bandar Lampung-MIOL
Guna melestarikan kebudayaan Lampung, khususnya Kabupaten Lampung Barat (Lambar) terutama dalam seni bela diri, sebanyak 18 pemuda dikirim ke Sumatra Barat (Sumbar). Pengiriman ke daerah Pagaruyung itu untuk mempelajari seni bela diri silat tradisional, yang sudah mulai dilupakan generasi muda.
"Saya prihatin terhadap seni budaya Lampung yang nyaris punah apalagi generasi muda kurang berminat mempelajarinya. Saya berharap dengan dikirimnya 18 orang pemuda ke Pagaruyung nantinya bisa mengembangkan seni bela diri tersebut," kata Sultan Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengian Paksi, Kombes Edward Syah Pernong di Bandar Lampung, Jumat (6/4).
Edward yang juga Kapolres Jakarta Barat menambahkan, dipilihnya Sumbar sebab daerah tersebut memang memiliki hubungan erat terutama dengan Paksi Pernong. Sebab berdasarkan sejarah, keturunan mereka memang berasal dari Sumbar.
Menurut Edward, dirinya Sultan Skala Berak yang dipertuan ke-23. Dengan demikian di sela kesibukannya sebagai kapolres, dia tetap meluangkan waktu untuk melestarikan tradisi yang telah turun temurun ini.
"Selain beladiri, sebagai Sultan saya tetap memelihara dan merawat berbagai benda pusaka, seperti keris, tombak dan juga benda peninggalan lainnya. Benda-benda ini sebagai lambang bahwa memang dulu di Lambar terdapat kerajaan," ujarnya.
Edward mengatakan kendati Paksi Pernong telah tersebar bukan saja di Lampung tetapi sudah ke seluruh wilayah Indonesia, namun tali kekerabatan tetap terjaga. Bahkan jika ada pengangkatan kepala suku, selaku Sultan dirinya pasti hadir. Jadi bisa dikatakan adat dijadikan sebagai alat pengikat tali silahturahim.
Edward juga menilai kepedulian pemerintah provinsi (pemprov) dan juga pemerintah kabupaten (pemkab) terhadap pelestarian dan pembinaan terhadap adat, seni dan budaya masih kurang. "Kami berharap Lembaga Masyarakat Adat Lampung (L-Mal) yang sudah dibentuk bisa menjadi alat pemersatu, bukan justru menjadi alat pemecah," lanjutnya lagi.
Dibandingkan daerah lain, adat Lampung sangat komplit, sebab Lampung punya tulisan dan bahasa sendiri dan itu diakui, ini mesti yang dipelihara. Semua ini menandakan peradapan di Lampung sejak zaman dahulu memang sudah maju.
"Coba bandingkan Malaysia dan Brunai saja tidak memiliki bahasa dan tulisan. Ini mestinya membuat masyarakat Lampung bangga akan peninggalan sejarahnya," tambahnya lagi. (VI/OL-02. Penulis: M. Naviandri).

Baca Selengkapnya...

Artikel

Selasa, 01 Januari 2008

Baca Selengkapnya...

  © Budaya Lampung Atrium by Artikel 2008 info terkini info terkini

Back to TOP